Rabu, 02 Desember 2009

Bermacam Alasan ”mengapa saya pakai JILBAB ?”



- Kumpulan argumen atas berbagai suara sumbang terhadap para wanita yang berjilbab


Kisah nyata yang belum lama dialami seorang wanita muslimah yang juga seorang mahasiswi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan, kisah yang disampaikannya begitu sederhana namun dapat menggetarkan hati orang yang menghayati ceritanya.
Sebut saja namanya Fatimah, ia aktif di organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) komisariat UISU-Medan, dan pada saat itu ia bersama anggota KAMMI lainnya sedang melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Sib Medan menolak salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia. Anggota KAMMI terdiri dari laki-laki dan juga ada perempuan, yang perempuan semuanya mengenakan jilbab. Dibawah panas terik sinar matahari mereka terus bertahan menyampaikan aspirasi rakyat agar suara mereka didengar oleh public dan ditanggapi oleh pmerintah. Tepat di persimpangan lampu merah, seorang bapak-bapak yang sedang mengendarai mobil Sedan mewah tiba-tiba saja melontarkan sebuah pertanyaan kepada Fatimah saat aksi tersebut, ”dek.., kalian tidak gerah panas-panas gini pakai jilbab?” Fatimahpun dengan spontan menjawab pertanyaan bapak itu ”lebih baik saya menahan gerah memakai jilbab dibawah panas terik mata hari dari pada saya menahan panasnya api neraka di akhirat nanti”. Mendengar jawaban Fatimah, seorang bapak-bapak yang melontarkan pertanyaan kepadanya tadi menjadi diam seribu bahasa. Bila diamati, mengapa muncul pertanyaan dari mulut bapak tersebut?, mengapa orang yang mengenakan jilbab tetapi ia yang merasa risih?.
Menghayati kisah yang dialami Fatimah sangatlah menggetarkan hati kita sebagai umat muslim, ia dan rekan-rekan wanitanya bertahan mengenakan jilbab dibawah teriknya panas matahari sambil menyampaikan aspirasi rakyat, dan itu semua mereka lakukan hanya demi menjalankan syariah islam karena Allah S.w.t.

Contoh cerita diatas, masih banyak lagi argumen suara sumbang terhadap wanita berjilbab seperti yang dikutip dari buku Abu Fathan – Assaduddin Prees yang berjudul ”101 alasan mengapa saya pakai jilbab”. Dalam isi buku tersebut menceritakan suatu ketika muncul pertanyaan dari seorang yang belum memahami islam dan kewjiban-kewajiban seorang muslim atau muslimah : “ kenapa sih kamu pakai jilbab ?”.

Pertama; alasan yang sederhana adalah bahwa saya memakai jilbab ‘bukan untuk sok-sokan’ juga ‘bukan untuk gaya-gayaan’, bukan juga karena ikut-ikutan atau tidak bermaksud hanya ingin berbeda dari yang lain, Sekali-kali tidak!!.

Secara pandangan kaca mata aqidah Islamiyyah dapat saya kemukakan tujuan saya memakai jilbab adalah ‘karena ingin taat kepada Allah, yang telah menciptakan saya, menyempurnakan kejadian, memberi rezeki, melindungi dan menolong saya. Bukankah ketaatan kepada-Nya adalah tanda kita bersyukur atas nikmat-Nya yang banyak?’ baik nikmat iman, nikmat islam dan nikmat kesehatan serta berjuta nikmat yang telah Allah berikan.
Pernakah anda merenungkan tentang nikmat memiliki mata? Pernahkah ada hitung berapa juta banyaknya yang dapat dinikmati oleh kedua biji mata kita. Pernahkan anda bayangkan misalnya anda seorang buta? Apakah hari-hari anda seceria saat ini? Bahkan seorang buta tak tahu betapa indahnya spektrum warna yang beraneka macamnya.

Selanjutnya saya ingin terangkan kepada anda, karena saya ingin taat pada Rasul-Nya, pembimbing ummat dengan risalah beliau’, beliaulah satu-satu teladan ummat dalam mengaplikasikan nilai-nilai Islam. Beliaulah yang menyerukan agar kaum wanita menutup auratnya. Beliau yang menyerukan tentunya dengan seizin Allah – agar menghormati hak-hak wanita. Dengar syi’ar Islam, beliau SAW telah meninggikan derajat wanita dari belenggu kehinaan dan hanya menjadi obyek nafsu semata, dan mengarahkan agar wanita menjadi subyek dalam proses pembangunan umat.

Penggunaan jilbab dalam pandangan lain seperti kaum orientalis Barat sering lontarkan, bahwa jilbab itu adalah pakaian wanita yang inferior (rendah diri), sebab minder bergaul dengan orang-orang modern. Terus terang saya katakan bahwa pandangan itu adalah keliru besar! Pandangan penyerang-penyerang Islam yang lagi panik melihat hasil kerjanya sia-sia tanpa makna. Pandangan yang tidak berdasar sama sekali. ‘Jilbab adalah pakaian taqwa, dan saya tengah berusaha mencapai derajad taqwa’ dengan ini ’saya tidak minder’ Justru ada semacam ‘izzah (kemuliaan) diri’. Juga serasa meninggikan ‘izzah islam’. ‘saya ingin jadi mar’ah sholihah, sebagaimana kriteria Allah dan Rasulnya’.

Lagi sebuah pendapat bernada sumbang berkomentar tentang menjamurnya wanita berjilbab saat ini, “Ah, itu kan orang-orang yang sedang mencari identitas, biasa.., lagi trendy, seperti musik yang lagi ngetop sebentar juga nggak laku lagi”. Perlu saya jelaskan bahwa bagi mahluk Allah yang taat pada-Nya, identitasnya telah digariskan oleh sang khaliq. ‘Jilbab adalah identitas wanita muslimah’ yang telah digariskan oleh Allah baik melalui firman-firman Allah, maupun hadits-hadits Rasul-Nya.
Juga pemakainya berniat untuk ibadah kepada Allah, bukan sekedar untuk nge-trend, bukan mode seperti musik yang dipermisalkan tadi. Inilah pakaian yang cocok dengan fithrah wanita, sebab semua aturan yang diturunkan Allah kepada mahluk-Nya adalah fithrah (sesuai kebutuhan) nya. ’Jadi Jilbab cooo..cok untuk semua wanita, meskipun ia bukan seorang muslimah !!. kalian yang bukan muslimah dapat merenungkan hal ini.
Apa lagi dengan berjilbab 'kita akan memperoleh ridho Allah’ sebagai jaminan Allah, -memperoleh syurga atas Assabiquunal awwalun (muhajirin/at dan Anshor). Lihatlah isteri-isteri Rasulullah’ para sahabiah semua berbusana muslim. Bukankah mereka dekat dengan Rasul. Bukankah mereka generasi yang layak untuk diteladani’ agar kita juga mendapat balasan jannah sebagaimana mereka telah mendapatkannya. Mereka (muhajirat) –ketika turun ayat tentang hijab –mereka robek-robek kain panjang mereka untuk digunakan sebagai penutup tubuh mereka. Kemudian diantara mereka bertanya kepada Rasul, ”Apakah ini masih kurang panjang ya Rasulullah?”. Pantas Allah memberikan jaminan Syurga atas mereka.
Terus terang saya katakan, ’bermula dengan jilbab ini saya ingin menapak jalan ke Syurga’. Agar lebih jelas dapat saya kemukakan alasan syar’inya. Bukalah Al-Qur’an dan lihat surat An-Nur ayat 31, (yang artinya);
”katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (boleh) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali.....”

Kemudian surat Al-Ahzab ayat 59, (yang artinya);
”Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang beriman, ”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka ....”
Bukankah arti ayat-ayat itu begitu jelas dan tegas. Sungguh wanita yang bersih hatinya, akan mengakui secara terus terang bahwa ’jilbab itu adalah merupakan perintah dari Allah, Rabb seluruh alam ini’. Atau kita simak hadist-hadist Rasulullah SAW berikut:
”Hai Asma, sesungguhnya anak wanita itu kalau sudah sampai datang bulan, tidak pantas terlihat tubuhnya, kecuali ini dan ini. Beliau berkata demikian sambil menunjuk muka dan telapak tangannya” < HR. Abu Daud >.
Jadi jelas jelas sekali bahwa yang berhak memandang aurat wanita adalah ’sebatas muhrim saja’.

Mengenai hukum jilbab, ada lagi beberapa pertanyaan yang muncul disebabkan ketidaktahuannya terhadap aturan Islam, apakah hukum jilbab itu sesuatu yang bersifat khilafiah (masih ada perbedaan pendapat)? Masalah ’hukum jilbab bukanlah sesuatu yang khilafiah. Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu wajib, sebab keterangannya begitu jelas berdasarkan Qur’an dan sunnah. Sekali lagi saya ingatkan bahwa yang dimaksud ulama tersebut adalah ulama-ulama yang masih dekat dengan Rasulullah, seperti para sahabat dan tabiin misalnya. Bukan seorang pidato lantas disebut ulama, seperti yang dipahami sebagian orang dewasa ini.
Dizaman modern ini, wanita berjilbab ada yang menyebutnya kuno. ucapan yang keluar secuil mulut usil menyentil dari pinggir jalan yang mengira aturan Islam berlaku beberapa zaman aja.
Menjelasi hal ini perlu ditekankan bahwa ajaran Islam tidak ada yang kuno untuk di jalankan, sebab dia berlaku sepanjang zaman. Jadi hukum-hukumnya dirancang oleh Allah tidak hanya sementara waktu saja, sebagai mana hukum-hukum yang dibuat manusia tidak up to date lagi. Kalau kita cap kuno, berarti sama dengan menggugat otoritas Allah tentang hal ini.
Modern sering diidentikkan dengan zaman kemajuan, dan menurut Islam kemajuan bukan pula menggunakan satu parameter teknologi saja untuk mengukurnya. Justru konsep kemajuan menurut Islam sejauh mana aturan dan hukum-hukum Islam diterapkan dimuka bumi ini. Semakin banyak aplikasi hukum Islam ditengah masyarakat, semakin maju ummat ini. ’semakin banyak yang berjilbab, menandakan kemajuan penerapan aturan Islam semakin berkembang.
Jadi ma’af saya ralat ucapan tadi, agar kata-kata ’kuno’ diatas diganti aja dengan kata ’maju’.

Mengenai keinginan mejadi wanita karir, terkadang berjilbab menjadi suatu alasan takut tidak diterima bekerja, namun setelah saya kenal nilai Islam dan mengamalkan jilbab ini, soal karir itu bukan sesuatu yang penting bagi saya’ saya tidak akan takut atau khawatir soal rizki’ karena rizki Allah yang ngatur, tinggal kita istiqomah berjalan diatas kebenaran, sebab balasan yang diberikan Allah jauh lebih besar dari sekedar jabatan Top Manager sebuah multi corporation saja, misalnya’. Next...(bersambug) -,

Sumber : - Dedy Irawan Ziliwu (=KAMMI UISU - Medan) - Abu Fathan (judul buku: 101 alasan mengapa saya pakai JILBAB, *ASSADUDDIN PRESS)


; Assalammu’alaikum, saudara dan saudari ku..,
Begitu asyiknya kita menghayati cerita di atas, dan tidak satupun pengaruh budaya negatif barat yang dapat mengalahkan nikmatnya hidup dengan berlandaskan aturan Islam!!
Wah.., aku sendiri juga berharap semoga jadi salah satu pedoman ku dalam mengarahkan keluarga kelak. dan kepada saudara/i yang membacanya juga ya.. ..!

Rabu, 02 September 2009

Keajaiban Shalat Berjamaah!





Kenapa Harus Shalat Berjamaah..?


Shalat berjamaah merupakan aktifitas shalat yang dilakukan secara bersama-sama. Paling sedikit dilakukan oleh dua orang dengan salah seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum. Shalat berjamaah lebih baik dan lebih utama dari shalat sendirian, dan merupakan ibadah yang agung yang memiliki banyak manfaat. Sayangnya, banyak banyak umat islam yang kurang memperhatikannya. sehingga banyak mesjidyang didirikan tetapi ketika terdengar suara azan, hanya sedikit jama'ah yang mendatanginya untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Padahal, Allah Swt dengan keras telah memberi peringatan kepada semua umat islam agar memakmurkan masjid Allah, yang salah satunya adalah dengan menggunakannya sebagai tempat melaksanakan shalat berjamaah lima waktu dalam sehari. Allah S.w.t mengingatkan bahwa, hanya orang-orang memakmurkan masjidlah yang berhak dikatakan sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Merekalah orang-orang yang akan memperoleh petunjuk. Allah S.w.t berfirman,

Hanya yang memakmurkan masjid Allah-lah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan

termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (at-Taubah: 18)

Banyak dari kita yang menjalankan shalat berjamaah hanya sekedar hanya kita patut untuk pergi ke masjid demi menggugurkan kewajiban. Kita tidak tahu hakikat apa yang tersembunyi di balik shalat jamaah. Padahal, sangat banyak hadist yang menyatakan kedahsyatan dan keutamaannya.

Sebagai contoh, Abdullah bin Umar pernah berkata, “saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda,

‘sesungguhnya Allah sendiri takjub shalat yang dikerjakan secara berjamaah.’ “ (HR.Ahmad)

Minggu, 30 Agustus 2009

Bocah 8 Tahun Ditemukan Dipajak Tanjung Morawa Kanan.

Alamat orang tua sang bocah belum diketahui

  • Tanjung Morawa

Seorang bocah laki-laki berusia sekitar 8 tahun berkulit putih dengan tinggi badan sekitar 100 cm ditemukan oleh seorang warga setempat Atik (50) beberapa bulan lalu di Pajak Tanjung Morawa Kanan, Desa Buntu Bedimbar Kec.Tg.Morawa, Kab.Deli Serdang, dan hingga kini belum diketahui siapa dan dimana alamat orang tua anak tersebut.

Wartawan Medan Posyang mendengar kabar itu mendatangi Atik di pajak Tanjung Morawa Kanan, Minggu (02/08) ia menjelaskankan ”pertama sekali saya lihat anak ini pada waktu sibuk-sibuknya masa Pilkada 2009 atau sekitar bulan April lalu, ia berkeliaran diperkarangan saloon saya dengan pakaian compang-camping seperti anak tidak terurus dan setelah saya tanya ternyata ia sudah dua bulan berada disekitar pajak kanan dengan hidup kesana kemari, dan karena kasihan saya coba rawat bocah ini sambil mencari dimana alamat orang tuanya” terang Atik yang juga seorang pengusaha saloon di pajak itu.

Bocah yang kebetulan berada disaloon Atik saat ditanya wartawan menyebutkan dirinya pernah dibawa seorang laki-laki yang diperkirakan seusia orang tuanya, dan pada waktu itu ia dibawa menaiki angkot dan kemudian ditinggalkan di depan pasar pajak Tanjung Morawa pekan.

Bocah yang terlihat polos ini sebelumnya sering dilihat warga berkeliaran dipajak kanan seperti seorang gembel dan hidup seorang diri selama lebih dua bulan di pajak tersebut. Melihat kondisinya seperti itu banyak orang tidak peduli kepada sang bocah, namun ia dapat bertahan hidup karena ada segelintir orang saja yang kasihan padanya dengan sekali-sekali bocah itu diberi makan oleh mereka.

Atik juga menjelaskan bahwa sang bocah pernah mengakui namanya adalah Bayu Sahputra dan alamatnya di pasar VII Desa Wonosari Kec.Tg.Morawa, dan ayahnya bernama Yono, ibunya Butet dan kakeknya Endung dan neneknya sering dipanggil Nyet. Atas pengakuan itu sudah berbagai usaha dilakukan Atik untuk mencari alamat orang tua sang bocah namun hingga kini keberadaan orang tuanya belum diketahui.

Hal ini juga sempat ingin diserahkan Atik kepada pihak kepolisian dan pemerintah Desa setempat, ”saya sempat ingin menyerahkan kepada pihak yang berwajib, namun ada rekan saya yang juga seorang polisi dan juga rekan saya yang bekerja di kantor pemerintahan Desa setempat menyarankan agar saya saja yang merawat bocah ini, kata rekan saya itu percuma saja kalo dicari karena alamat orang tua anak itu bakalan sulit dilacak, dan karena saran rekan saya tadi makanya saya belum melaporkan hal ini secara resmi kekantor polisi”, terang Atik.

Hingga kini selama kurang lebih tiga bulan Bayu dipelihara oleh Atik atau yang sering dikenal buk Atik Saloon sampai disekolahkannya di salah satu SD Negeri Desa Buntu bedimbar dan kini Bayu sudah duduk dibangku kelas-I SD.

Saat ditanya kembali, si Atik masih bersedia menyerahkan masalah itu kepada pihak Polisi dan ia juga menginginkan diketahuinya siapa dan dimana alamat orang tua Bayu sebenarnya, dan sekaligus ingin mengetahui apa sebab Bayu telantar, apakah ia tersesat, diculik atau sengaja dibuang karena faktor-faktor tertentu, terang Atik.






Fhoto ;
Bocah yang ditemukan mengaku bernama
Bayu Syahputra